Tawasul
menurut Habib Lutfi bin Yahya
Ayat Al Quran yang
menyatakan ud’uni astajib lakum (mintalah kamu
kepada-Ku,maka Aku akan memberinya)merupakan janji ALLAH yang sangat
jelas tidak ada seorangpun yang mampu menolak dan memberi lebih dari
janji tersebut ,tapi dalam masalah pemberian, dari ALLAH SWT kepada
makhluk-Nya ,ada sysrat-syarat tertentu yang mesti di miliki si
peminta ,agar ia mendapatkan dimintakannya kepada ALLAH SWT. Namun
setiap peminta tidak serta –merta mendapat semua yang dimintanya
sekaligus Ada kalanya mereka itu harus menempuh perjalanan panjang
dan ada pula yang menempuh perjalanan dengan singkat maksudnya
panjang singkatnya perjalanan seorang pribadi tidak lepas dari bobot
kotoran dan dosa yang ada pada setiap individu
Sedangkan posisi
tawasul adalah memberi pengaruh terhadap pribadi si peminta ,kalau
kita kebetulan orang berpenyakitan hanya bisa berjalan tertatih
–tatih tawasul tersebut membantu kita dalam berjalan sehingga bisa
berjalan lebih cepat di bandingkan kalau kita berjalan sendiri.
Sedangkan masalah kemusyrikan bagi orang yang mengerti dan memiliki
tauhid yang kuat ,ia tidak akan mengalami kesulitan sebab ada
koridornya orang awam atau anak kecil pun tahu yang di datngi itu
orang mati bukan Tuhan ini menunjukan kita tidak syirik yang perlu
kita jaga jangan sampai ta’aluq (tergantung) kepada
orang yang kita ziarahi seolah-olah kubur tersebut memberi
atsar(manfaat)kepada diri kita itu tidak dibenarkan
jadi kita ziarah kepada waliullah semata-mata minta di bimbing dan di
tuntun oleh orang-orang yang dekat kepada ALLAH SWT baik itu yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Khadam
itu memiliki makna “penjaga” yaitu penjaga setiap ayat ataupun
asma ALLAH yang di berikan kepada setiap hambanya Artinya ada
nilai-nilai tersendiri barang siapa yang mengamalkan ayat tertentu
,di sana terdapat khadamnya yang akan melayani orang orang yang
memuliakan ayat dan asma Allah itu disebut khadamnya jadi bukan
khadam orang yang mengamalkan .jangan salah pengertian kalau orang
disebut punya khadam berarti kedudukan lebih tinggi dari khadamnya.
Belum tentu sebab ALLAH memilih setiap hamba-Nya yang telah di
jadikan khadamNya itu jaminanyang bisa dipercaya untuk menjaga setiap
asma dan ayat-Nya.
Maka,barang siapa yang
memuliakan ayat dari ayat-ayat Allah atau asma Allah ,orang itu akan
di layani oleh khadam-khadam ayat dan asma tersebut karena orang itu
mau memuliakannya. Khadam seperti halnya manusia dan jin yang kedua
nya adalah makhluk ALLAH tapi khadam berbeda dengan manusia dan jin .
alam jin lain kedudukanya juga berbeda dengan kita ,apalagi malaikat
tidak beristri beranak ,minum makan sebagaimana layaknya manusia kita
ini sebenarnya dalam pengertian umum juga termasuk khadam ALLAH ,
yaitu yang memuliakan ayat dan kitabullah.jika kita berpegang pada
kitabullah kita juga termasuk khadam. Tapi ,disini kita di sebut
khadamullah (pelayan ALLAH) karena mau berpegang pada
kitabullah . karenanya kita terangkat menjadi khadamullah. Setelah
terangkat menjadi khadamnya atau orang berhikmah , kita kan diberi
derajat oleh ALLAH seperti para waliullah dan sebagainya
Pada dasarnya setiap
hamba di perintahkan berbuat baik dan menjauhkan larangan-Nya. Soal
mendapatkan pahala atau tidak hanya ALLAH yang mengetahui . Dan ALLAH
tidak akan mengingkari janji . Barang siapa yang taat akan di beri
pahala yang kedua setiap amal yang baik pasti di catat para malaikat
tampa dicatat pun ALLAH adalah serba Maha dalam segala
sifat-Nya.Tapi ketentuan syariat amal yang baik menjadi tolak ukur
catatan bagi seseorang kelak . secara tidak langsung amal baik kita
sendiri tampa dicatatpun itu sudah bisa di ketahui langsung oleh
ALLAH SWT jadi siapapun hamba ALLAH yang saleh akan diangkat menjadi
walinya.entah itu dari jin ,lebih-lebih dari manusia. Sehingga harus
dicatat jangan sekali-kali kita menyekutukan ALLAH dan mengambil
atsar (manfaat)selain dari ALLAH.
Seperti contoh kita
datang ke dokter ,setelah itu kita di beri obat setelah minum obat
kita sembuh lalu kita berkomentar “Wah ,kalau saya tidak datang ke
dokter itu ,saya akan mati.” Itu yang tidak benar kalau kita
mengambil atsar , dokter itu mempunyai kemampuan menyembuhkan
,menghidupkan atau mematikan ataupun obat itu sendiri memiliki
kemampuan seperti itu ,baru hal itu di sebut musyrik. Obat dalam
keyakinan kita masuk bagian dari iktiar.
Selanjutnya , Tawasul
itu sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Tawasul memiliki
nilai yang sangat istimewa dan tinggi artinya bagaimanapun dekat
seseorang kepada ALLAh tetap dia masih merasa rendah di hadapan ALLAH
masih mengaku banyak dosanya dan memandang orang lain lebih dekat
kepada ALLAH maka sebaik apapun dia masih bertawasul ,berpegangan
,supaya tetap berada di antara orang-orang yang dekat kepada ALLAH
SWT inilah nilai akhlak dan adabnya dan disini terlihat tingginya
nilai sebuah tawasul, Rasulullah SAW sendiri bersabda dalam doanya “
Allahumma inni as-aluka fi haqqis sailin (aku memohon
dengan berpegangan pada orang-orang yang meminta kepada
Engkau)”.padahal ,Rasulullah termasuk orang yang mengerti adab
dalam meminta ,tapi mengapa masih menggunakan kalimat fi haqqis
sailin.
Nabiullah Sulaiman pada
waktu memindahkan istana Ratu Balqis, bertawasul kepada waliullah
,Asif bin tahiya , yang juga menterinya .padahal, keramat yang keluar
dari Asif bukan mukjizat karena dia bukan nabi dan rasul. Sedangkan
nabi Sulaiman sendiri adalah seorang rasul dan nabi yang lebih tinggi
kedudukannya ,tapi mengapa masih bertawasul kepada Asif . ini namanya
taklim (pendidikan). Pendidikan untuk umat betapa hebat nya akhlak
dan adab tawaduknya Nabi Sulaiman kepada ALLAH dengan menghargai
orang yang bukan nabi dan rasul tapi seorang waliullah, itullah nilai
Tawasul semoga bermanfaat amin ya robbal alamin
Sumber : konsultasi spiritual AL KISAH NO.26 /20 DES .2004-2 JAN. 2005 YANG DI ASUH OLEH HABIB LUTHFI BIN YAHYA KETUA TARIQAT AL-MU’TABARAH AN-NAHDLIYAH
Salam, saya termasuk orang yang menerima konsep tawassul... berhubung saya pribadi bukanlah sosok yang lepas dari dosa, sehingga masih berguru dengan bertawassul pada orang-orang yang dicinta Allah...semoga berkah, terimakasih postingannya bermanfaat
BalasHapuspostingan ini juga sebagai memperkuat keyakinan saya atas pentingnya berpegangan pada orang orang saleh jaman dulu ditengah banyaknya golongan jalur keras yang mulai menyerang persatuan umat islam negri ini yang memecah persatuan umat dan berani mengkafirkan orang lain padahal belum tentu juga amalan yang dijalaninya itu dapat lolos verifikasi ALLAH SWT jika kesombongan dalam hatinya masih belum bisa dikikis habis karena cuma sifat ALLAH yang SATU ini yaitu takabur yang tidak boleh disifati oleh makhluk-NYA
BalasHapus